Lagu daerah adalah lagu atau musik yang berasal dari
suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah
tersebut maupun rakyat lainnya. Bentuk lagu ini sangat sederhana dan
menggunakan bahasa daerah atau bahasa setempat. Lagu daerah banyak yang
bertemakan kehidupan sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami dan udah
diterima dalam berbagai kegiatan rakyat. Menurut sifat dan keberasalannya
lagu daerah dibedakan menjadi dua. Lagu rakyat dan Lagu klasik. Lagu rakyat
yaitu lagu yang berasal dari rakyat di suatu daerah. Lagu rakyat tersebar
secara alami yang disampaikan secara lisan dan turun-temurun. Ini disebabkan
karena lagu klasik memiliki fungsi yang lain, yaitu diterapkan pada
upacara-upacara adat kerajaan.
Dan ini adalah salah satu Lagu
Daerah dan lagu kesukaan aku lagu Klasik yang semua orang tau lirik nya karena
lagu ini sungguh Terkenal di Indonesia bagi pencinta BATAK.
Siksik sibatu
manikkam
di parjoget sorma di gotam
dinama ngingani
sigambang karjula-jula
sigambang karjula-jula
"Lagu-lagu daerah Batak itu enak-enak. Hidup, dinamis. Cocok untuk mengiringi tarian,"
Para aktivis paduan suara, khususnya paduan suara mahasiswa, sedikit banyak tentu pernah menjajal lagu Batak. Paling tidak untuk lomba vocal grup di kampusnya. Biasanya, panitia menjadikan lagu daerah sebagai lagu pilihan atau lagu wajib. Dan salah satu pilihan, ya, si Batumanikam ini.
Apa sebenarnya arti syair Siksik Sibatumanikkam? Pada 1990-an saya menanyakan ini kepada teman saya, Ferdy Sihotang, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember. "Saya sendiri tidak tahu. Kayaknya nggak ada artinya. Hanya sekadar lagu," kata Ferdy yang asli Batak itu.
Saya baru puas setelah membaca tulisan Bapak Nortier Simanungkalit. Dia "bapak paduan suara Indonesia", salah satu komponis lagu-lagu Batak paling berpengaruh di Indonesia. Pria kelahiran Tarutung 17 Desember 1929 ini raja himne, pencipta ratusan himne yang sering dinyanyikan anak-anak sekolah di tanah air. Juga perintis paduan suara mahasiswa di Indonesia.
Pak Kalit (N. Simanungkalit) bilang syair Siksik Sibatumanikkam itu "tidak begitu berarti". "Iramanya berulang-ulang menimbulkan kesan lucu. Lagu rap ini bisa didahului atau pun diakhiri dengan lagu padanan atau lagu rakyat jenaka Batak lainnya," tulis Simanungkalit.
Menurut Pak Kalit, sebelum kita mengenal musik rap dari Amerika Serikat yang baru muncul pada akhir 1970-an, sebenarnya orang Batak sudah kenal musik macam itu sejak permulaan abad ke-20. "Jadi, kalau mau jujur, musik rap itu berasal dari Batak," kata Hakim Tobing, penyanyi dan komposer musik Batak terkemuka, di kesempatan lain.
Bagi teman-teman aktivis paduan suara, nyanyian Siksik Sibatumanikkam ini sangat bagus buat latihan, khususnya sesi pemanasan. Suasana segar akan langsung terasa begitu lagu ini dibawakan sopran, alto, tenor, bas. Bisa nyanyi satu suara dulu (unisono), kemudian dua suara, tiga suara, empat suara.
Nada dasarnya harus berpindah-pindah, dari paling rendah hingga ke tinggi. Saking populernya Siksik Sibatumanikkam, saya melihat banyak grup paduan suara atau grup vokal yang sengaja memasukkan melodi Siksik Sibatumanikkam sebagai intro, interlude, atau coda.
Yang penting, tetap semangat. Horas mejua-jua!
di parjoget sorma di gotam
dinama ngingani
sigambang karjula-jula
sigambang karjula-jula
"Lagu-lagu daerah Batak itu enak-enak. Hidup, dinamis. Cocok untuk mengiringi tarian,"
Para aktivis paduan suara, khususnya paduan suara mahasiswa, sedikit banyak tentu pernah menjajal lagu Batak. Paling tidak untuk lomba vocal grup di kampusnya. Biasanya, panitia menjadikan lagu daerah sebagai lagu pilihan atau lagu wajib. Dan salah satu pilihan, ya, si Batumanikam ini.
Apa sebenarnya arti syair Siksik Sibatumanikkam? Pada 1990-an saya menanyakan ini kepada teman saya, Ferdy Sihotang, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember. "Saya sendiri tidak tahu. Kayaknya nggak ada artinya. Hanya sekadar lagu," kata Ferdy yang asli Batak itu.
Saya baru puas setelah membaca tulisan Bapak Nortier Simanungkalit. Dia "bapak paduan suara Indonesia", salah satu komponis lagu-lagu Batak paling berpengaruh di Indonesia. Pria kelahiran Tarutung 17 Desember 1929 ini raja himne, pencipta ratusan himne yang sering dinyanyikan anak-anak sekolah di tanah air. Juga perintis paduan suara mahasiswa di Indonesia.
Pak Kalit (N. Simanungkalit) bilang syair Siksik Sibatumanikkam itu "tidak begitu berarti". "Iramanya berulang-ulang menimbulkan kesan lucu. Lagu rap ini bisa didahului atau pun diakhiri dengan lagu padanan atau lagu rakyat jenaka Batak lainnya," tulis Simanungkalit.
Menurut Pak Kalit, sebelum kita mengenal musik rap dari Amerika Serikat yang baru muncul pada akhir 1970-an, sebenarnya orang Batak sudah kenal musik macam itu sejak permulaan abad ke-20. "Jadi, kalau mau jujur, musik rap itu berasal dari Batak," kata Hakim Tobing, penyanyi dan komposer musik Batak terkemuka, di kesempatan lain.
Bagi teman-teman aktivis paduan suara, nyanyian Siksik Sibatumanikkam ini sangat bagus buat latihan, khususnya sesi pemanasan. Suasana segar akan langsung terasa begitu lagu ini dibawakan sopran, alto, tenor, bas. Bisa nyanyi satu suara dulu (unisono), kemudian dua suara, tiga suara, empat suara.
Nada dasarnya harus berpindah-pindah, dari paling rendah hingga ke tinggi. Saking populernya Siksik Sibatumanikkam, saya melihat banyak grup paduan suara atau grup vokal yang sengaja memasukkan melodi Siksik Sibatumanikkam sebagai intro, interlude, atau coda.
Yang penting, tetap semangat. Horas mejua-jua!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar